RSS

Sejarah Tugu Jepang di Balikpapan



Sejarah Tugu Jepang


TRIBUNNEWS.COM - Hubungan Indonesia dan Jepang ternyata memang sangat dekat sekali. Sebuah tempat di Balikpapan, 26 kilometer dari Kota Balikpapan ada pantai  Lamaru. Di sana juga terdapat tugu besar dengan tinggi sekitar 3 meter bertuliskan kanji.

Itulah tugu peringatan bagi para serdadu Jepang yang meninggal saat perang dunia kedua melawan serdadu tentara sekutu dipimpin  Australia yang mendarat di sana antara tanggal 26 Juni 1945 - 15 Juli 1945. Tentara Jepang saat itu dipimpin Shizuo Sakaguchi yang tanggal 23 Januari 1942 mendarat di sana merebut dari tentara Belanda.

Pantai Lamaru ternyata memiliki sejarah mendalam bagi tentara Jepang dan para nasionalis Jepang. Olehkarena itu tanggal 30 Mei 2013, sedikitnya lima nasionalis Jepang datang ke sana, membersihkan daerah tugu peringatan tersebut dan berdoa, layaknya ke makam kuburan, serta meletakkan papan nama mereka (ukuran tipis tinggi seperti yang ditaruh di kuburan Jepang) bertuliskan beberapa yayasan yang ada di jepang, misalnya Yayasan Kenkyusho Jepang.

Lima di antara yang berkunjung seperti pada foto berpakaian putih-putih seperti serdadu angkatan laut Jepang, berdiri berfoto bersama di muka tugu peringatan tersebut.
Mereka, sesuai foto-foto yang dimuat di majalah Jepang, Dokyumento edisi September 2013, mencuci, membersihkan, menyapu daerah tugu pahlawan tersebut, yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang rimbun.

Menurut penduduk setempat, di pantai Lamaru  tersebut selain tugu ternyata juga menjadi makam prajurit Jepang yang gugur ketika Perang Dunia. Tempat itu menjadi tanda puluhan prajurit Jepang yang telah gugur di sana. Tugu dan makam itu dibangun tahun 1990. Karena ini nyekar para nasionalis Jepang itu juga dalam rangka peringatan ke-23, pembangunan tugu tersebut.
Menurut sumber itu pula, "Sekarang makam itu memang agak kurang terawat." Mungkin pemda setempat perlu melestarikan tempat tersebut sebagai cagar budaya dan lambang keterkaitan Jepang dengan Indonesia pula.


Ke arah timur dari makam itu, bisa ditemukan beberapa vila yang dibangun untuk lebih melengkapi keberadaan pantai Lamaru. Keadaannya juga jauh lebih bersih dan indah. Pengunjung juga bisa merasakan wisata kuda. Menunggang Kuda yang menarik sebuah andong yang bisa dinaiki lebih dari satu orang itu, menyusuri keindahan pantai. Tarifnya juga tidak mahal hanya sekitar 1.000 rupiah sekali naik.

 Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: